Rabu, 21 Mei 2014

PENGOLAHAN KAYU KELAPA



Proses Pembuatan


Papan Cor Kayu Kelapa



Papan Cor Kayu Kelapa merupakan jenis kayu kedua yang akan saya gunakan sebagai papan cor untuk proses pekerjaan pengecoran beton bertulang. Pada hari Sabtu 3 Desember 2011 kemarin, saya baru saja mengolah kayu kelapa menjadi Papan Cor Kayu Kelapa. Hal ini terjadi sebenarnya diluar dugaan saya karena kayu kelapa tersebut hasil pemberian seorang kawan, ada empat potong kayu kelapa dengan panjang 4 m dan keempat potong kayu kelapa tersebut diambil dari 4 batang pohon kelapa yang bagian bawah saja, tentunya itu adalah posisi terbaik untuk kayu kelapa jika digunakan sebagai kayu olahan.
Sebelum mengolah Papan Cor Kayu Kelapa sebenarnya saya sudah menyiapkan papan cor dari kayu mahoni yang sempat saya ceritakan disini Papan Cor untuk Sloof dan kayu ketiga yang sudah saya siapkan untuk papan cor adalah kayu randu dengan kondisi sekarang masih hidup mempunyai diameter batang kira-kira 100 cm dan tinggi lebih dari 8 m. Jika kita membeli papan cor disebuah toko bangunan dengan papan cor ukuran tebal 2 cm, lebar 20 cm, dan panjang 400 cm jenis papan cor kayu randu harganya Rp 25.000/keping. Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi informasi seputar proses pembuatan Papan Cor Kayu Kelapa.
Langkah  proses pembuatan Papan Cor Kayu Kelapa yang saya lakukan :
Menentukan alat apa yang paling cocok untuk menggergaji/membelah kayu kelapa tersebut, saya memilih serkel/mesin pembelah tetap karena hasilnya lebih presisi atau bisa dipastikan rata maksimal dan limbah kayu gergajiannya sedikit. Setelah alat kita tentukan kemudian saya mencari tukang gergaji yang saya maksud, saran saya jangan terlalu percaya dengan omongan tukang gergaji/tukang kayu, selalu kros cek menjelang janjinya akan tiba, karena sudah menjadi budaya mereka selalu menyanggupi semua orderan yang masuk, nah jika tingkat resiko rendah maka mereka bisa membatalkan janji itu secara sepihak hal itu yang saya pahami dari pengalaman berbaur dengan mereka.

Proses Membelah Batang Kelapa Untuk Papan Cor Kayu Kelapa
Sebelum batang kelapa tersebut dimasukan ke dalam mesin mebelah, batang kelapa tersebut dibelah menggunakan gergaji mesin portable atau sing saw (nyayian gergaji) agar bebannya lebih ringan, hal ini tidak mengurangi kualitas hasil ukuran bahan papan cor kayu kelapa yang kita dapatkan.



Proses pembelahan kayu kelapa menjadi Papan Cor Kayu Kelapa
Total batang kelapa yang dibelah dengan mesin sing saw ada 4 batang sehingga hasilnya menjadi 8 buah kayu belahan glondongan dan ini dalah proses pembuatan Papan Cor Kayu Kelapa yang sebenarnya, minimal crew untuk menjalankan mesin ini adalah 2-3 orang dengan tugas, orang yang sebelah kiri dan berbaju merah bertugas mensetting ukuran dan mendorong kayu, orang yang ditengah bertugas melumuri gergaji dengan air dan menta hasil gergajian kemudian orang yang sebelah kanan bertugas menarik kayu hasil gergajian.


Hasil proses gergaji Papan Cor Kayu Kelapa
Setelah kurang lebih 2 jam proses pembuatan Papan Cor Kayu Kelapa pun akhirnya selesai, 4 Potong pohon kelapa menghasilkan 35 buah papan dengan ukuran tebal 2 cm, lebar 20 cm dan panjang tentunya 4 m. Mesin gergaji pembelah masal ini juga bisa dijadikan sebagai kendaraan angkut hasil gergajian, Papan Cor Kayu Kelapa ini akan saya pindahkan menuju lokasi pembangunan rumah impian.



Papan Cor Kayu Kelapa sampai dilokasi.


Proses penyimpanan Papan Cor Kayu Kelapa
Papan Cor Kayu Kelapa adalah jenis kayu yang tidak berkelas, jadi kita harus menyimpanya sebelum digunakan disebuah tempat yang teduh dan tidak lembab, cara menatanya antara papan yang satu dengan lainya tidak boleh menempel, harus ada ruang rongga udara supaya papan tidak lembab dan berjamur.
Itulah informasi dari proses pembuatan papan cor kayu kelapa yang dapat saya bagikan, untuk total biaya proses tersebut rinciannya :
  • Upah gergaji Rp 140.000 (35 keping papan, hitungannya adalah per meter kubik kisaran Rp 200.000 – Rp 250.000)
  • Upah Angkut Rp 60.000 (relatif)
  • Upah Konsumsi (relatif)
Papan Cor Kayu Kelapa hanya sebagai salah satu media proses pembangunan yang harus ada, jadi bisajaksanalah dalam memilih dan mengunakan papan.



Batang Kelapa Sebagai Kayu Konstruksi

            Salah satu material yang cukup berlimpah di Indonesia adalah kayu kelapa. Walaupun jarang digunakan sebagai material bangunan karena kayu ini keras dan teksturnya kasar. Namun bila diolah dengan tepat akan menghasilkan bangunan yang unik, karena tekstur kayu kelapa sangat khas, tetapi finishingnya tidak bisa sehalus kayu borne, meranti, ataupun kamper.Harganya pun jauh lebih murah bila dibandingkan dengan kayu seberang (su­matera, Kalimantan). Rumah kayu yang terbuat dari kayu kelapa biayanya sekitar 1,2 juta -2juta/m2 bandingkan bila me­nggunakan kayu seberang yang harganya bisa diatas 3 juta/ m2 ( Sulc, 1984).
Ada tiga alasan yang menyebabkan batang kepala dapat dijadikan alternatif pengganti kayu, yaitu program peremajaan kebun kelapa akan berhasil dengan kelapa yang tidak dikeluarkan dari kebun akan menjadi sarang kumbang gerek. Dengan pengolahan yang benar batang kelapa akan menghasilkan kayu yang bisa bersaing dengan beberapa kayu jenis konvensional. Batang kelapa ini, sebagai substitusi kayu, dapat digunakan sebagai bahan bangunan, perabot rumah tangga, alat perkakas, barang kerajinan, dan sumber energi yang berupa arang. Disamping itu batang kelapa juga memiliki nilai estetika yang unik                                   ( Suharto dan Ambarwati, 2007).
Kayu kelapa, yang selama ini secara tradisional lebih banyak digunakan sebagai kayu konstruksi berat seperti balok dan kaso, mulai digunakan sebagai komponen pintu, jendela, furnitur dan lantai.  Permasalahannya antara lain adalah sifat-sifat fisik kayu, terutama kerapatannya, yang sangat variatif. Kerapatan kayu bagian dermal (perifer) jauh lebih tinggi daripada bagian subdermal dan bagian tengah, yang secara beturut-turut sebesar > 600 kg/m3, 400 – 600 kg/m3 dan 200 – 400 kg/m3. Perbedaan tersebut juga terdapat antara kayu kelapa bagian pangkal, tengah dan ujung batang 

                                       
Kayu dari pohon kelapa juga digunakan sekarang dan bernilai untuk produksi furnitur. Batang pohon kelapa juga digunakan untuk konstruksi tiang. Pemrosesan kelapa juga memberi kesulitan praktis. Tingkat konversi batang kelapa utuh menjadi kayu bulat relatif rendah. Lebih jauh lagi, batang kelapa memiliki kandungan silika tinggi, sangat keras dan memerlukan pisau gergaji khusus bermata tungsten
Penggunaan batang kelapa sebagai bahan konstruksi sudah lazim dilakukan oleh rakyat pedesaan karena dianggap kuat dan awet. Namun beberapa hal yang perlu mendapat perhatian adalah sebagai berikut, yaitu :
1. Taper kira-kira 5 mm/meter
2. Tinggi batang yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi kira-kira panjang batang dikurangi 6,6 mm dari pelepah paling bawah dengan panjang dolok maksimum 5 m
3. Batang tidak mengalami pertambahan ke samping, melainkan memanjang dengan diameter ujung tidak lebih dari 30 cm
4. Kulit batang tidak mengelupas, pengulitan batang relatif sukar dan sampai saat ini belum ada alat mekanis yang dapat dipakai
5. Berat jenis kayu berbeda dari luar ke dalam dari bawah ke atas. Kekuatannya dicirikan oleh berat jenisnya yang bervariasi dan biasanya bagian luar lebih kuat jika dibandingkan dengan bagian dalam batang
6. Tidak memiliki mata kayu
7. Sulit digergaji, kesulitan itu bertambah jika sudah kering
8. Bagian luar memiliki cacat distorsi lebih kecil dibandingan bagian dalam
9. Keawetan alaminya rendah
10. Batang bulat memiki sifat-sifat yang lebih baik 


             Pada umumnya kayu kelapa terutama yang berkerapatan tinggi dan sedang lebih banyak diolah secara fisik mekanik seperti pembuatan mebel, komponen rumah, barang kerajinan, sedangkan pemanfaatan secara kimia terbatas misalnya pada pembuatan arang, briket arang, pulp, kertas atau arang aktif. Hal ini disebabkan distribusi kandungan komponen kimia kayu dalam satu pohon belum banyak diketahui.
            Berbeda dengan kayu pada umumnya batang kelapa memiliki sel pembuluh yang berkelompok (vascular bundles) yang menyebar lebih rapat pada bagian tepi dari pada bagian tengah serta pada bagian bawah dan atas batang. Hal itu mengakibatkan kayu gergajian kelapa memiliki kekuatan yang berbeda-beda Palomar dan Sulc (1983) menyebutkan bahwa batang kelapa memiliki keawetan yang rendah, mudah diserang organisme perusak kayu seperti jamur dan serangga. Bagian keras batang kelapa yang tidak diawetkan dan dipasang ditempat terbuka langsung berhubungan dengan tanah maksimum dapat bertahan tiga tahun. Sedangkan untuk bagian lunak hanya beberapa bulan saja.
            Untuk dapat memilih kayu yang sesuai dengan penggunaannya, perlu mengetahui jenis sortimen ukuran. Sebagai bahan bangunan, menurut fungsinya dibagi dua golongan yaitu bahan struktural dan non struktural. Sortimen khusus yang lazim dipergunakan untuk tujuan pemakaian dapat berupa tiang, kaso, reng, balok, papan dinding dan papan cor. Dalam batang kelapa dapat dilihat pola kerapatan kayu dalam batang. Keadaan itu menyebabkan hasil penggergajian terdiri dari 3 kelas yaitu high density, medium density dan low density dengan proporsi masing-masing lebih kurang 45%, 30% dan 25%.Batang kelapa untuk keperluan konstruksi perlu dikeringkan dan diawetkan. Hal ini guna untuk menambah kualitas batang kelapa > dikeringkan supaya batang kelapa tidak diserang jamur, bakteri. Diawetkan untuk memperpanjang masa pakai batang kelapa


 

Cara Menghitung Kubikasi Kayu


Ada beberapa warga Indonesia ataupun mungkin banyak belum mengetahui bagaimana cara menghitung secara sederhana kayu olahan per M3-nya (meter kubik). Informasi ini didapatkan langsung dari para logger (penebang). Memang ada beberapa cara, namun dengan cara sederhana ini bisa diingat dan dihitung secara cepat :

contoh penghitungan sederhana itu adalah sebagai berikut :
Misalnya jika memesan papan dengan ukuran : lebar 20 cm, tebal 2 cm,









panjang 4 meter. dengan memakai rumus ini,

Lebar x Tebal x Panjang x ........ = 10.000

maka hasilnya adalah : 20 x 2 x 4 x 62 = 10.000
jadi papan yang dipesan tersebut berjumlah 62 - 63 keping papan.

Begitulah seterusnya dan bagaimana pesanan ukuran kayu olahan. 




Untuk cara menghitung kubikasi kayu log atau gelondong

rumus yang biasa digunakan adalah (P x D x D x 0,7854) : 10.000 = nilai kubikasi   
Keterangan : 
cara menghitung kubikasi kayuP adalah panjang kayu yang dinyatakan dalam satuan meter
D adalah diameter kayu yang dinyatakan dalam satuan cm

Contoh kasus : Jika seseorang akan membeli sebuah kayu yang masih berupa gelondong dengan ukuran diameter 25 cm dan panjangnya 2 meter maka, jika menggunakan rumus di atas, nilai kubikasi yang terdapat pada kayu adalah (2 x 25 x 25 x 0,7854) : 10.000 = 0,098175 M3.

Jadi, besarnya nilai kubikasi pada satu gelondong kayu yang akan dibeli oleh orang tersebut sebesar 0,098175 atau hampir sepersepuluh kubik.